Jumat, 31 Oktober 2014

HATI-HATI MENILAI HAL BAIK DAN BURUK DALAM HIDUP

Ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik & gagah.
Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu & menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan & mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya.

Maka teman-temannya berkata: sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin di jual kamu kaya, sekarang kuda mu sudah hilang. Si petani miskin hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya.

Lalu teman-temannya berkata: wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kuda mu membawa keberuntungan. Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah.

Teman-temannya berkata: rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah. Si petani tetap diam tanpa komentar.

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa utk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis: beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.

Si petani kemudian berkomentar: Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri & terima keadaan yang terjadi saat ini, apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok.

Tetapi yang PASTI: Tuhan paling tahu yang terbaik buat kita.

Bagian kita adalah: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan di dalam hidup kita"

Minggu, 19 Oktober 2014

PERJALANAN HIDUP

Ada seorang Kaisar yang mengatakan pada salah seorang penunggang kudanya, jika dia bisa naik kuda & menjelajahi daerah seluas apapun, Kaisar akan memberikan kepadanya daerah seluas yang bisa dijelajahinya.

Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya & melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Dia melaju & terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin.

Ketika lapar & letih, dia tidak berhenti karena dia ingin menguasai dataran seluas mungkin. Akhirnya, sampailah pada suatu tempat di mana cukup luas daerah telah berhasil dijelajahinya & dia menjadi begitu kelelahan & hampir mati.

Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku memaksa diri begitu keras untuk menguasai daerah yang begitu luas? Sekarang aku sudah sekarat & aku hanya butuh tempat yang begitu kecil untuk menguburkan diriku sendiri."

Cerita ini mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita memaksa diri begitu keras tiap hari untuk mencari uang, kuasa & kebanggaan diri. Kita mengabaikan kesehatan kita, waktu kita bersama keluarga & kesempatan mengagumi keindahan sekitar, hal-hal yang ingin kita lakukan & juga kehidupan rohani & ibadah kita.

Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tak mampu memutar mundur waktu atas semua yang tidak sempat kita lakukan. Maka, sempatkanlah untuk memikirkan barang sejenak apa yang akan kita lakukan apabila kita mati besok.

Atau apa yang akan kita lakukan jika kita meninggal dalam waktu seminggu? 1 bulan? 1 tahun? 10 atau 40 tahun lagi? Bukankah suatu hal yang menyenangkan sekaligus menyeramkan mengetahui kapan kita akan mati? Kita semua tidak ada yang tahu.

Jalanilah hidup yang seimbang!
Belajarlah untuk menghormati & menikmati kehidupan, & yang terutama mengetahui apa yang terpenting dalam hidup ini.
Mulai saat ini tinggalkanlah kegiatan rutin anda di saat libur & manfaatkan akhir pekan bersama keluarga.