Minggu, 21 April 2013

Untuk Parawanita


Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya,
"Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan ? ..."

Tuhan menjawab,
"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita ? ..."
Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan".

Malaikat menjawab dan takjub,
"Hanya dengan dua tangan ? ... tidak mungkin !

Tuhan menjawab,
"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari".

Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah - olah terlalu banyak beban baginya ? ..."

Tuhan menjawab,
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."
"Untuk apa ? ...", tanya malaikat.

Tuhan melanjutkan,
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita.
Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran.
Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

CINTANYA TANPA SYARAT. HANYA ADA SATU YANG KURANG DARI WANITA, DIA SERING LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..."

Sumber:
terselubung.blogspot.com

Selasa, 16 April 2013

Tukang Kayu dan Arlojinya


Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.
Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ? ...", tanya si tukang kayu.

"Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik - tak, tik - tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam "kesibukan dan kegaduhan".
Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan.

"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin."

Sumber:
terselubung.blogspot.com

Selasa, 02 April 2013

Jangan Pernah Lupa, Anda Adalah SPESIAL


Suatu hari, seorang motivator terkenal membuka seminarnya dengan cara unik.
Sambil memegang uang pecahan AS $ 100, ia bertanya kepada hadirin, "Siapa yang mau uang ini ?"
Tampak banyak tangan diacungkan, pertanda banyak yang minat.
"Saya akan berikan uang ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini."
Ia berdiri mendekati hadirin.
Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat-lipat.
Lalu bertanya lagi, "Siapa yang masih mau uang ini ?"
Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.
"Baiklah," jawabnya, "apa jadinya bila saya melakukan ini ?" ujarnya sambil menjatuhkan uang ke lantai dan menginjak-injaknya dengan sepatunya.
Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.
"Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat ?"
Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak.
"Hadirin sekalian, Anda baru saja mendapatkan sebuah pelajaran penting.
Apa pun yang terjadi dengan uang ini, Anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya.
Biarpun lecek dan kotor, uang ini tetap bernilai 100 dolar."
Dalam kehidupan ini, kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita.
Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti.
Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda.
So, setiap kali merasa diri tak berarti, ingatlah akan selembar uang 100 dolar tersebut.
Jangan pernah lupa – Anda adalah SPESIAL. 

Sumber:
terselubung.blogspot.com